Sudikah kita untuk Tau?
Bahaya Makan Gorengan dan Cara Menyiasatinya.
Makan yang digoreng dapat ditemukan
mulai dari sajian utama hingga camilan. Rasa gurih dan renyah dari makanan
gorengan kadang dapat membuat penikmatnya lupa diri, padahal ada risiko
dibalik makanan tersebut.
Makanan yang digoreng cenderung
mengandung banyak lemak, kalori dan garam. Sebab, proses penggorengan makanan
dapat mengubah kualitas nutrisi dan meningkatkan kandungan kalori. Apalagi,
jika minyak yang digunakan untuk menggoreng sudah dipakai berulang sehingga
mengandung lemak trans.
Risiko
Apa Saja yang Ditimbulkan?
Mengonsumsi makanan gorengan dalam porsi
besar kerap dihubungkan dengan risiko penyakit jantung, tekanan darah
tinggi, kolesterol tinggi, dan
obesitas. Sebuah penelitan pun menyebutkan, semakin banyak Anda mengonsumsi
makanan gorengan maka risiko terserang penyakit diabetes 2 dan penyakit jantung
cenderung lebih meningkat.
Pada pria, sebuah penelitian menyebutkan
bahwa konsumsi gorengan dalam jangka waktu yang lama yaitu lebih dari sekali
dalam waktu seminggu, dapat meningkatkan risiko terkena kanker prostat bagi
pria.
Terlalu banyak mengonsumsi makanan gorengan
juga sering kali dihubungkan dengan kolesterol tinggi. Makin tinggi tingkat
kolesterol, makin meningkatkan risiko penyakit jantung dan penyakit pembuluh
darah.
Ketika Anda mengonsumsi lebih dari yang
dibutuhkan tubuh, maka kolesterol dapat menyebabkan terbentuknya plak yang
dapat menghambat aliran pembuluh darah, sebagaimana pipa yang tersumbat.
Komplikasi dari terganggu aliran darah adalah stroke, aterosklerosis dan
serangan jantung.
Khusus
untuk Wanita Hamil
Terutama bagi wanita hamil, mengonsumsi
gorengan secara berlebihan memiliki risiko tersendiri. Berdasarkan penelitian,
kebiasaan mengonsumsi gorengan sebelum hamil ditengarai dapat meningkatkan
risiko diabetes selama kehamilan.
Diabetes yang terjadi selama masa kehamilan disebut dengan diabetes
gestasional.
Dibandingkan dengan wanita yang
mengonsumsi gorengan kurang dari satu kali per minggu sebelum masa kehamilan,
risiko untuk mengalami diabetes gestasional lebih tinggi 13 persen khusus bagi
yang mengonsumsi gorengan sebanyak tiga kali per minggu. Risiko tersebut
meningkat seiring dengan jumlah gorengan yang dikonsumsi per minggu.
Upaya
Menurunkan Risiko Konsumsi Gorengan
Untuk mengurangi risiko buruk konsumsi
gorengan, cara terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan mengganti minyak trans
atau minyak yang telah mengalami hidrogenasi dengan jenis minyak yang lebih
sehat seperti minyak zaitun,
kanola, jagung, biji bunga matahari dan minyak wijen.
Agar minyak tidak menyerap ke dalam
makanan yang digoreng, disarankan untuk menggoreng makanan pada suhu 176-1900C. Jika suhu menggoreng berada di bawah suhu
tersebut, minyak dapat meresap ke dalam makanan. Sebaliknya, jika suhu terlalu
tinggi, makanan akan menjadi terlalu kering dan minyak juga dapat teroksidasi.
Adapun cara lain yang bisa dilakukan
dalam meminimalisir proses menggoreng makanan adalah dengan memanggang makanan
menggunakan oven. Sebelum memanggang daging, oleskan minyak zaitun, sehingga
daging akan menjadi lebih renyah saat dikonsumsi.
Hal yang tak kalah penting dalam
meminimalisir dampak buruk dari makanan yang digoreng adalah menghindari
penggunaan minyak secara berulang. Lebih disarankan, minyak hanya digunakan
sekali pakai dalam menggoreng.
Agar makanan yang telah digoreng tidak
terlalu berminyak, disarankan pula untuk menggunakan tisu kertas agar minyak
yang berlebih dapat diserap.
Jika Anda ingin mengonsumsi gorengan,
sebaiknya membuat sendiri di rumah, dibandingkan membelinya. Gorengan yang
dibuat di rumah cenderung lebih sehat karena Anda dapat dengan bijak memilih
minyak serta cara menggorengnya.
Apakah nutrisi yang baik untuk tubuh
anda?
Temukan jawabannya hanya di Klub Nyai
Tante.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar