Sudikah kita untuk Tau?
Waspadai, 5 Risiko Hobi "Ngemil" di Malam Hari
Memang, tak ada yang bisa menyangkal kenikmatan ngemil di
malam hari. Namun, ternyata ada banyak alasan yang membuat 'kenikmatan' ini
harus dijauhi. Selain menyebabkan penambahan berat badan, efek jangka panjang
dari kebiasaan ini adalah peningkatan risiko diabetes, tingkat stres yang lebih
tinggi, hingga gangguan tidur.
Tubuh seringkali mendambakan makanan tinggi gula, tinggi
lemak, dan tinggi garam, dan itu dapat dipenuhi lewat makanan ringan seperti
coklat, es krim, dan alkohol saat larut malam. Selain itu, minum alkohol juga
membuat kita cenderung membuat pilihan makanan yang buruk, -misalnya, menyantap
makanan berminyak seperti kebab, keripik, dan pizza.
Berikut ini adalah lima alasan mengapa kita harus melepaskan
kebiasaan buruk ini saat waktu tidur tiba, seperti dilansir laman Express.
1. Menambah berat badan
Makan di jam sebelum tidur membuat kita membutuhkan sedikit
waktu untuk membakar kalori ekstra. Ahli gizi, Jenna Hope mengatakan, terdapat
hubungan yang signifikan antara makan larut malam dan persentase lemak tubuh
yang lebih tinggi. "Ini bisa menjadi hasil dari kelebihan asupan kalori
karena jendela makan lebih lama setiap hari atau akibat dari perubahan
hormonal," papar dia.
2. Gangguan tidur
Makan atau minum sebelum tidur dapat berdampak negatif
terhadap kualitas dan kuantitas tidur. Menurut Jenna Hope, terdapat hubungan
yang signifikan antara asupan tinggi makanan manis dan kafein sebelum tidur,
serta gangguan fase tidur nyenyak, dan tidur REM (fase tidur mimpi) yang
merupakan tahapan dalam tidur. Dia juga mencatat, konsumsi alkohol pada malam
hari dapat mengganggu kualitas tidur dan meningkatkan kantuk pada hari
berikutnya.
3. Gangguan respon hormon
Salah satu efek samping yang paling mengkhawatirkan dari
ngemil larut malam adalah gangguan respons hormon, yang dapat membuat kita
lebih rentan terhadap penyakit. Banyak ahli gizi memperingatkan, makan larut
malam dapat mengurangi kemampuan insulin untuk mengeluarkan glukosa dari darah.
Selama periode waktu yang lama, makan larut malam juga dapat menyebabkan
peningkatan risiko diabetes.
4. Meningkatnya rasa lapar di hari berikutnya
Menurut Jenna Hope, makan dalam porsi besar saat larut malam
tidak berarti kita akan mengonsumsi lebih sedikit pada hari berikutnya. Hal ini
justru berlaku sebaliknya. " Makan larut malam dapat meningkatkan jumlah
makanan yang dikonsumsi pada hari berikutnya, karena respons insulin yang
terganggu dan kontrol gula darah yang buruk membuat kita merasa lapar,"
paparnya.
5. Meningkatkan hormon kortisol
Menariknya, penelitian telah menemukan hubungan antara makan
larut malam dan kadar hormon kortisol atau hormon stres yang lebih tinggi. Selain
berbahaya bagi kesehatan, kadar kortisol yang tinggi di dalam tubuh merupakan
faktor risiko peningkatan lemak di perut. “Temuan ini juga menunjukkan, semakin
banyak individu yang stres, semakin besar kemungkinan mereka untuk makan larut
malam daripada sebelumnya,” papar Jenna Hope.
Demi menghentikan kebiasaan ngemil saat larut malam, ahli
gizi menyarankan kita mengonsumsi gizi seimbang saat makan malam, dengan fokus
pada protein agar kenyang lebih lama. Selain itu, kita bisa menghilangkan stres
dengan mandi, berjalan-jalan, atau menonton film untuk memberi diri waktu
bersantai. Pilihan makan malam yang sehat, ubi jalar bisa menjadi alternatif.
Ubi mengandung gizi seimbang dan membantu mengatur kadar gula dalam darah, juga
membuat kita merasa kenyang lebih lama. "Identifikasi isyarat lingkungan
yang memicu keinginan, dan hentikan keinginan makan saat larut malam."
"Ini bisa sesederhana menutup pintu dapur untuk menandakan ruangan itu
terlarang sampai pagi," papar Jenna Hope.
Sumber : https://lifestyle.kompas.com/read/2018/04/05/230000620/waspadai-5-risiko-hobi-ngemil-di-malam-hari-
Berapa kebutuhan protein tubuh anda?
Temukan jawabannya hanya di Klub Nyai Tante.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar